Jumat, 22 April 2011

Pejuang dan Wali Gorontalo

Ju Panggola, Ia dikenal sebagai pelindung rakyat, ulama dan Waliyullah.Makamnya yang selalu penuh oleh para peziarah, harum semerbak setiap hari. Kaum muslimin di Gorontalo, niscaya tidak ada yang tidak kenal nama Ju Panggola. Ia adalah seorang Ulama, Pejuang dan Waliyullah yang masyhur di abad ke 16. Pendek kata Ju Panggola adalah tokoh kharismatik yang makamnya dikeramatkan, dan sampai sekarang selalu diziarahi banyak orang. Sebagai penghormatan, makam Ju Panggola dibangun di balik mihrab Masjid Quba – sebuah masjid mungil, di puncak sebuah bukit dengan panorama yang indah di sekitarnya.



Ju Panggola sesungguhnya adalah gelar, yang artinya ”tokoh yang dituakan”. Orang Gorontalo di zaman dulu selalu mengenal Ju Panggola sebagai kakek tua yang berjubah putih yang panjangnya sampai ke lutut. Ia juga dikenal sebagai Ilato atau Raja Kilat, karena perjuangan melawan penjajah Belanda ia mampu menghilang, dan kembali muncul jika negeri dalam keadaan gawat. Karena jasa-jasanya, Ju Panggola mendapat gelar adat “Ta Lo’o Baya Lipu” atau “orang yang berjasa kepada rakyat”, sebagai lambang kehormatan dan keluhuran negeri.
Ju Panggola juga dikenal sebagai penyebar agama Islam. Berkat penguasaan ilmu agama yang tinggi, ia tidak saja dikenal sebagai Ulama, tapi juga sebagai Waliyullah. Dan sebagai pejuang, ia juga dikenal sebagai pendekar yang piawai dalam ilmu persilatan di Gorontalo yang disebut Langga. Berkat kesaktiannya, ia tidak perlu melatih murid-muridnya secara fisik, melainkan cukup dengan meneteskan air kepada kedua bola mata sang murid, dan setelah itu, kontan sang murid mendapatkan jurus-jurus silat yang mengagumkan.

Tapi ada versi legenda lain yang menyebutkan bahwa Ilato adalah “Raja”. Namun tidak ada yang dapat memastikan, apakah Ilato Ju Panggola adalah juga Raja Ilato putra Raja Amai yang bergelar “Matoladula Kiki” yang memerintah kerajaan Gorontalo pada 1550 – 1585, dan menetapkan Islam sebagai agama resmi kerajaan. Yang pasti, pada sebuah batu prasasti di bukit yang juga merupakan fondasi masjid Quba, tertera tulisan: Masjid Quba, tempat makam Ta’awuliya Raja Ilato Ju Panggola, Ta Lo’o Baya Lipu, 1673 M, wafat Ahad 1 Muharam 1084 H.
Menurut silsilah pada buku yang bertuliskan huruf Arab Pegon, maka Ju Panggola atau Raja Kilat (Ilato) merupakan titisan dari Raja-Raja besar di Gorontalo seperti Raja Matolodula Kiki, Raja Amay sampai kepada Raja Yilahudu / Matolodulada’a (pendiri Kerajaan Gorontalo). Ju Panggola diganti oleh anaknya sebagai Raja yaitu Raja Humonggilu pada tahun 1673. Anak perempuan Raja Kilat yaitu putri Tataydi adalah Ibu dari Jogugu Limboto, Wadipalapa sedang Putri Otu (anak Ju Panggola) dikawini Raja Walangadi I menghasilkan 9 anak antara lain, Raja Botutihe.
Raja Kilat (Ju Panggola) bersaudara tiga yaitu 1. Raja Putri Moliye, 2. Raja Kilat (Ju Panggola), 3. Padudu. Raja Putri Moliye dimakamkan di Gunung di Pelabuhan Gorontalo (Ta toayabu), sedangkan Padudu dimakamkan di Batuda’a pantai dan Raja Kilat dimakamkan di Kelurahan Dembe Kecamatan Kota Barat, berdekatan denganBenteng Otanaha.
Dalam buku yang bertuliskan Huruf Arab Pegon Ju Panggola adalah seorang Aulia karena Aulianya kuburannyaselalu diziarahi oleh orang-orang dari segala penjuru. Jadi Ju Panggola ini bukan seperti cerita orang bahwa beluai adalah Ta Lobutaa To Putito (yang pecah dari telur), karena jelas silsilahnya dan bukan pula kembaran dari Tolangahula.
Adapun Putri Tolangahula (Putri Bulan Purnama) yang merupakan Raja pertama Kerajaan Limboto (1330), bahwa ketika dua orang perempuan yaitu Mbuibungale dan Mbuibintela bertengkar memperebutkan suatu benda yang berkilauan ditengah danau masing-masing mengaku benda itu miliknya. Tiba-tiba muncul seorang tinggi besar (Pembono Bulodo II anak dari Buluati, Raja Bolaang dengan istrinya Buluwinadi cucu Raja Suwawa) mengambil benda tersebut yang terbungkus daun teratai, setelah dibuka ternyata seorang bayi perempuan yaitu putri Tolangohula. Lelaki tersebut menanyakan kepada kedua permpuan yang bertengkar itu apa mereka sudah bersuami. Karena keduanya menjawab belum bersuami maka Pembono Bulodo II meminta untuk memperistrikan keduanya dan keduanya menerima pinangan tersebut sedangkan bayi tersebut dipelihara oleh salah satunya yaitu Mbuibungale. Perkawinan Pembono Bulodo II dengan Mbuibungale melahirkan anak laki-laki dengan nama Yilumoto (Luneto). Setelah dewasa Yilumoto dan Tolangohula menjadi suami istri.
Jadi dapat dilihat disini bahwa Tolangohula hidup pada sekitar Tahun 1330 sebagai Raja Pertama Kerajaan Limboto, sedangkan Ju Panggola / Aulia atau Raja Kilat / Raja Limboto hidup sekitar Tahun 1500-an.
Seperti halnya banyak legenda, sebuah versi mengatakan, Ju Panggola wafat di Mekah. Tapi versi lain menyebutkan, ia tidak wafat, melainkan raib, menghilang secara gaib. Lantas bagaimana dengan makam di balik mihrab masjid Quba yang di yakini sebagai makam Ju panggola? Menurut Farha Daulima, Budayawan Gorontalo, makam tersebut dibangun oleh warga setempat hanya berkat adanya keajaiban di tanah tempat makam itu kini berada.
Tanah yang berwarna putih itu baunya sangat harum. Menurut penuturan orang-orang tua dulu, Ju Panggola pernah berwasiat, “Dimana ada bau harum dan tanahnya berwarna putih di situlah aku,” di sana pula dulu Ju Panggola tinggal sekaligus berkhalwat. Itulah sebabnya warga setempat menganggap, disana pula Ju Panggola “beristirahat panjang.”
Makam Ju Panggola terdapat dalam sebuah bilik berukuran 3 x 3 m, lantainya dari keramik warna putih, sewarna dengan kain kelambu penutup tembok dinding yang menjuntai menyentuh lantai. Tanah makam berwarna putih dan harum itu sering diambil oleh para peziarah, karena mereka percaya, sejumput tanah makam itu dapat menjadi obat. Bahkan ada saja gadis-gadis yang membawa pulang segumpal tanah tersebut untuk digunakan sebagai bedak lulur, bahkan diyakini dapat mempercantik diri dan dapat mempermudah mendapat jodoh.
Dibulan ramadhan, makam ini penuh dengan orang berziarah. atau jika musim paceklik tiba, banyak orang berziarah kesana. Di makam Ju Panggola yang dikeramatkan itu mereka berkhalwat selama tujuh hari sambil berpuasa, membaca shalawat dan berdoa dengan khusuk. Ada pula sebagian peziarah yang melakukan ritus khusus dengan meletakkan sebotol air putih di makam sang Waliyullah selama tiga hari tiga malam. Mereka berharap air itu menjadi obat untuk segala macam penyakit. Wallahu’ A’lam

39 komentar:

  1. Assalamualikum wr wb
    Kami sudah lama mencari makam kakek buyut yang berada di Gorontalo apakah betul Ju Panngola turunan Magribi(yaman) ber gelar Al Habsyi. dan ada kisah kuburan beliau pernah bergeser?.
    Kami tinggal di Jabodetabek fam kami muhammad

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Muhammad itu saudara kakek byut sy abdullah sama2 anaknya syarif thaha al alhabsyie

      Hapus
    3. sy msh keturunan dri syarief thaha alhabsyi, sy pernah dgr dri ortu sy klo yg mna kakek syarief thaha alhabsyi kuburannya berada di gorontalo. om sya pernah berziarah di makam.

      Hapus
    4. Alhabib syarif thaha Muhammad Alhabsyi ada di ternate, sedangkan anaknya Alhabib Syarif Muhammad Alhabsi(tuani Daa) ada di gorontalo tepatnya didepan kelurahan donggala diatas bukit namanya kuburan hijau

      Hapus
  2. Ass wr.wb
    kami mencari silsilah Al-Habsyi yg di gorontalo,
    dari Yasser Abda'u.Mohamad bin Syamsudin Mohamad bin Abdurrahman bin Husein bin Mohamad bin Abdulrrahman bin (Syarif....Al-Habsyi) tolong cariin nama yg di dalam kurung tersebut si syarif ini siapa..??
    beliau meninggal di ternate kalo sudah ketemu mohon sms ke 085311811079

    BalasHapus
  3. Saya Yoldi Mohamad-Al Habsy, turunan AlHabsy dari Gorontalo, Kakek saya Alm.Hasan Mohamad Al Habsy
    email: yolditaufan@gmail.com

    BalasHapus
  4. di samping rumah almarhumah nenek saya Mano Pangalima Kadullah di samping kanan gereja bait'el di gorontalo juga ada kuburan keturunan arab dari yaman . kata almarhumah nenek saya dulu masih ada keturunannya dari yaman yang suka datang menziarahi kuburan tersebut . kuburan tersebut lebih panjang dari kuburan manusia saat ini . kami hanya mengenalnya sebagai kubur kramat meskipun tidak banyak yang peduli . dulu pernah mencuri masuk rumah dan sudah membawa barang-barang dari rumah dan si pencuri hanya terduduk di pagar pembatas halaman dengan gereja , ini makanya kami tahu kubur tersebut adalah kubur keramat

    BalasHapus
    Balasan
    1. kemungkinan besar nama yg ada dlm kurung (Blogger Yaser Abda'u Mohamad )itu Syarief Thaha Alhabsyi kami juga Cucu2 nya di Gorontalo sedang mencari silsilah dan kuburan dari (kakek buyut kami Alm.Sayyed Syarief Thaha Alhabsyi )ayah dari kakek kami Alm.Zain Alhabsyi sampai skrg kami belum tau dimana kuburannya konon menurut cerita dari ibu kami,paman dan tante kami kakek buyut ini datang dari Hadramaut 3 bersaudara yaitu Sech Sayyed Syarief Assagaf,Sech Sayyed Syarief Ruum, Sech Sayyed Syarief Thaha Alhabsyi (Kakek Buyut Kami )dan menurut cerita mereka kakek Buyut kami kembali ke Hadramaut dan meninggal disana,yang ada kuburannya di Gorontalo hanya Kakek Kami Alm Zain Alhabsyie ( Bapu Zaini ti Tuani DAA )
      kuburannya ada di Tapa Kab.Bone Bolango.

      untuk itu kami masih mencari keturunan dari saudara buyut kami dan menurut cerita orang tua kami dulu mereka datang dari
      Hadramaut ke Pulau Sumatera dan berdagang di Gorontalo tapi yang 2 bersaudara itu kami tidak sempat menanyakan kepada orang tua
      kami tapi sekarang orang tua,paman dan tante2 kami sudah meninggal semua jadi malah kabur bagi kami yang sudara dari buyut itu.

      itulah sedikit yang kami ketahui tentang kakek Buyut Syarief Thaha Alhabsyi

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Tuani Daa makamnya ada di Donggala persis didepan kelurahan donggala gorontalo ada diatas bukit

      Hapus
    4. Warna makamnya berwarna hijau yg di sebut makam hijau.

      Hapus
  5. saya akan menjelaskan mengenai silsilah keluarga ; kemungkinan besar nama yg ada dlm kurung itu Syarief Thaha Alhabsyi kami juga di Gorontalo sedang mencari silsilah dan kuburan dari (kakek buyut kami Alm.Sayyed Syarief Thaha Alhabsyi )ayah dari kakek kami Alm.Zain Alhabsyi sampai skrg kami belum tau dimana kuburannya konon menurut cerita dari ibu kami,paman dan tante kami kakek buyut ini datang dari Hadramaut 3 bersaudara yaitu Sech Sayyed Syarief Assagaf,Sech Sayyed Ruum,Sech Sayyed Syarief Thaha Alhabsyi dan menurut cerita mereka kakek Buyut kami kembali ke Hadramaut dan meninggal disana,yang ada kuburannya di Gorontalo hanya Kakek Kami Alm Zain Alhabsyie ( Bapu Zaini ti Tuani DAA ) kuburannya ada di Tapa Kab.Bone Bolango.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg sy masih bingung kooo bisa saudra bedah marga nya stunya marga assegaf stunya alhabsyi ini aneh ...bg

      Hapus
    2. Bagi no wa. Kakek buyut ku Ahmad Alhabsy dan nenek buyut ku Hasanah Assegaf

      Hapus
    3. Assalamuikum jadii baba sayaa punya kakek namanya sharif thaha alhabsyi dan katanya beliau di makamkan di desa siendeng kota gorontalo

      Hapus
    4. Makam syarif Thaha Alhabsyi ada diternate

      Hapus
  6. Assalamu Alaikum ..

    Saya Novianti Botutihe.
    Keturunan Dari sultan Botutihe.
    Saya masih kecil jadi belum terlalu tau dengan masalah Marga Keluarga.

    saya mengetahui nya dari cerita kakek saya, yang sekarang tinggal di Modelomo.
    Salam Kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mamaku juga marganya botutihe...tpi papaku yg marga panto...

      Hapus
    2. Mamaku juga marganya botutihe...tpi papaku yg marga panto...

      Hapus
  7. ass..nama syarief thaha alhabsyi-adalah buyut sy juga dan kata ayah sy beliau kawain dgn asli orang gorontalo dan banyak sekali yg dikawini nya (kata ayah sy kurang lbh 40 wanita asli gorontalo dinikahi nya) ini gambaran dari silsilah keluarga kami : syarief punya anak dr pribumi gorontalo bernama abdurahman trus dari abdurahman punya anak muchsin trus punya anak lagi abdul azis (kakek saya) trus punya anak lagi abdul kadir (osaka ayah saya) trus lahirlah saya halid bin walid (rekotomo),kalo mau menulusi ke darul aitam-jakarta, tanah abang ttng alhabsyi-sulawesi utara-gorontalo..wass

    BalasHapus
    Balasan
    1. minta no wa....ana lagi mencari silsilah keluarga kami...kakek saya yg benama Muhammad Zen Alhabsyi dari hardramaut...sampe skrng kami cucunya lagi mencari silsilah keluarga kami...mohon petunjuknya🙏🙏🙏🙏🙏

      Hapus
  8. syarif taha alhabsyi banyak menghasilkan keturunan dengan marga marga baru...salah satunya bin Muhammad... silahkan ke daerah tanamon minahasa..masih ada sebeh sebeh yang hidup dan bisa menjelaskan silsilah kalian....

    BalasHapus
  9. Kemungkinan besar saya curiga pemilik kubur kakek saya Umara Gomba adalah Sharif Thaha alhabsi

    BalasHapus
  10. Kemungkinan besarbesar Ku nya ada di desa Modayag silakan cari marga gomba.. konon Umara Gomba adalah ulama besar dari Hadramaut bersama 2 saudaranya.. beliau di sangka pulang ke Hadramaut tapi kembali lagi dan kawin dengan syahira Gobel dan menetap di Modayag kec Modayag bolaangmongondow timur sekarang ini.. jika minat datang ke sana cari tahu yg marga gomba
    Sekian

    BalasHapus
  11. Bagaimana dgn marga saya (Mohamad).
    Asal usulnya saya belum tau

    BalasHapus
  12. Assalamu'alaikum

    Saya Fardeanto Palapa, ingin mngetahui silsilah kturunan dri raja Wadi Palapa

    BalasHapus
  13. Hati-hati menyoal Silsilah. Katanya Silsilah berada dibatas rambut dibelah tujuh antara Rakhmat dan Laknat. Rakhmat . LAKNAT Jika ada setitik tersirat membangga-banggakan asal usul. Rakhmat jika tujuannya silaturhim?? Saya pernah membaca tulisan Arab Pegon bahwa beberapa keluarga (Fam) di Gorontalo masih ada turununan Syarifah dan Al Habsyi. Ada yang lewat Makasar, Banten, Cirebon, terus Hadramaut. Ada yang lewat Ternate, terus Aceh, baru Hadramaut dll. Ada yang Alhabsyi totok masih WNA di Gorontalo tahun 1930an, lewat Tol langsung Hadramaut. Karena dulu masih remaja dan besar di Jakarta, maka cuek dengan tulisan-tulisan kumuh itu, karena takut terpeleset, sehingga sekarang tulisan-2 itu entah terselip kemana. Apalagi sering pindah-pindah rumah.??

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Mau tanya syekh syarif abdul aziz itu siapa yaa.. yg diundang sultan amay

    BalasHapus
  17. Saya keluarga tuan daa alhabsy yg ada di Jakarta saya sudah berdarah campuran bugis dan saya ada group yg menyatukan cucu cicit dan turunannya dalam satu group kecil dan kuburan sudah ditemukan dan ingin di renovasi 🙏🏻

    BalasHapus
  18. Makam tuani daa sdh direnofasi didaerah donggala bernama makam hijau,persis didwpan kelurahan donggala gorontalo.

    BalasHapus
  19. Mohon info, apa ada kaitannya keluarga Alhabsy dan Dunda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Nama dunda merupakan nama kecil atau nama panggilan dari abdullah bin muhammad bin syarif thaha. beliau juga biasa disebut oleh para kerabat keturunannya sebagai opa buta.

      Nama dunda juga melekat kepada Muhammad Mansyur bin Usman Bin Muhammad Bin Syarif thaha, dikarenakan adanya peristiwa sejarah antara om dan keponakannya tersebut, agar bisa menjamin sekolahnya di STOVIA pada dijaman belanda diwaktu itu, oleh karenanya Dipakailah nama Muhammad Mansyur Dunda, berserta anak dan keturnannya Wallahu'alam

      Hapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. untuk saudara2 ana Alhabsyi ini no wa ana..085335397668

    BalasHapus